RSS

Jumat, 29 Juli 2016

Apakah Orang Turki tahu Indonesia? (Türkler Endonezya’yı biliyor mu?)



Bendera Turki dengan skema peta Turki
Bangsa Turki adalah bangsa yang unik, umumnya para ahli sepakat bahwa bangsa Turki awalnya tinggal di wilayah yang membentang dari Asia tengah ke Siberia dengan mayoritas dari mereka yang tinggal di Cina. Mereka adalah bangsa penggembala dan bangsawan yang selalu mengembara mencari padang rumput baru dan kekayaan.Kini bangsa Turki menetap di daerah Eurasia. Bangsa ini menggunakan Bahasa Turki dalam komunikasi keseharian mereka. Penutur bahasa ini mencapai 100 juta orang. Bangsa ini adalah bangsa yang sangat mencintai tanah airnya. Hal ini dapat dibuktikan dari kekompakan penduduknya yang tak merelakan sejengkalpun tanah mereka jatuh ke tangan bangsa atau kelompok lain. Bahkan lebih memilih pertumpahan darah daripada mereka kehilangan tanah airnya. Mereka memiliki ikrar “Vatan Sana Canım Feda1 yang pertamakali di ucapkan oleh para pendiri Turki dan hingga kini ikrar ini masih digunakan dalam militer Turki bahkan ikrar ini seakan sudah mendarah daging dalam masyarakat Turki. 


Kecintaan orang Turki terhadap negaranya sangatlah tinggi. Mereka sangat bangga dengan kebangsaan yang dimilikinya. “Ne Mutlu Türküm Diyene”2 begitulah kutipan dari kata yang pernah diucapkan oleh Mustafa Kemal Pasha atau yang dikenal dengan Atatürk3. Kecintaan berlebih pada negaranya ini berimbas pada pola pikir masyarakat Turki. Tak sedikit dari mereka yang enggan berbicara atau sekedar belajar bahasa lain. Sebagian dari mereka pula ada yang dengan terang-terangan mengatakan ‘kami orang Turki, kami tidak punya kepentingan dengan bahasa asing’. Itu sebabnya jika kita berkunjung ke negara ini sebagian besar masyarakatnya tidak bisa berbicara bahasa Inggris. Ketika mereka tahu kalian orang asing sekalipun terkadang mereka mengajak kalian berbicara dengan bahasa mereka.

Lalu bagaimanakah dengan pengetahuan mereka tentang Indonesia?



Selama saya tinggal di kota yang terkenal dengan Mevlana ini banyak orang Turki yang saya temui di jalan-jalan, pusat kota ataupun di lingkungan kampus saya. Mereka senang bertanya kepada orang asing. Pertanyaan pertama mereka sudah dapat ditebak. “Nerelisin?”4 inilah kalimat pertanyaan pertama yang selalu mereka lontarkan pada orang asing. Ketika saya menjawab “Endonezyalıyım5 saya selalu bertanya balik kepada mereka “Endonezya’yı biliyor musunuz?”6.
Jawaban yang didapat bervariasi
sebagian berkata “Evet, biliyorum ama sadece duydum”7
sebagian lagi “Evet duydum, müslüman ülkesi8
sebagian kecil lagi “Evet, Afrika’da değil mi?”9

Dari jawaban mereka dapat diambil kesimpulan bahwasannya kecintaan mereka pada negaranya membuat mereka tidak banyak menambah wawasan tentang negara lain. Tak sedikit orang yang tidak tahu letak geografis Indonesia dan mengira Indonesia berada di wilayah Benua Afrika atau di wilayah benua lainnya. Walau secara nyata ciri khas fisik orang-orang Indonesia sama sekali tidak mirip dengan negara atau benua apa yang ditebaknya. Tapi justru itulah salah satu hal yang menarik dari orang Turki. Mereka tak jarang salah menebak asal negara saya. Terkadang ada orang mereka yang langsung saja menebak asal negara saya tanpa bertanya “Nerelisin?” terlebih dahulu.
Beberapa tebakan mereka adalah
“Suriyeli misin?”10
“Afrikalısın değil mi?”11
Khazaklısın heralde.”12
Araplara benziyorsun.”13
Dan yang paling menarik dari tebakan mereka yang saya pernah terima adalah
“Malezyalı mısın?”14
Endonezyalı mısın?”15

Setelah sekian banyak tebakan yang salah selalu ada saja tebakan yang mendekati bahkan benar sekalipun. Mereka yang bisa menebak dengan baik biasanya pernah punya pengalaman dengan Indonesia atau dengan orang-orang Indonesia. Mereka sudah terbiasa dengan Indonesia, maka dari itu mereka bisa dengan baik membedakan ciri khas orang-orang Indonesia. Tak jarang orang yang benar menebak asal kita seperti itu tahu dengan persis dimana letak Indonesia atau bahkan pernah pergi dan tinggal sementara di Indonesia. Ada pula yang pandai berbahasa Indonesia.


Dalam bahasan berbeda orang Turki banyak mengira orang asing adalah orang Suriah, dan selalu Suriah. Mengapa?

Warga Turki banyak mengenal Suriah karena keadaan politik Suriah yang sedang tidak baik dan terjadi perang memaksa warga Suriah untuk keluar dari negara mereka. Para pengungsi suriah ini banyak yang melarikan diri ke Turki dan kini hampir 3 juta orang Suriah tinggal di beberapa kota di Turki. Di tengah kota Konya sendiri terdapat pemukiman orang Suriah yang sudah terlihat layaknya perkampungan Arab. Setelah orang-orang Suriah masuk ke daerah Konya saat itulah orang-orang Konya selalu menyangka orang asing yang tinggal menetap di kota mereka adalah orang Suriah meski tanpa bertanya pada orang asing itu secara langsung.

Restoran Suriah di Konya, Turki.
Tapi selain yang telah saya sebutkan diatas ada juga orang Turki yang paling berbeda diantara yang lainnya. Sebagian dari mereka ada yang tahu bahkan suka sekali terhadap Indonesia. Mereka terlihat layaknya Indonesia lovers. Semenjak tinggal di Turki saya telah menemui beberapa orang Turki yang sangat suka dengan Indonesia. Sebagian sangat senang dengan budaya Indonesia, sebagian pula ada yang mahir berbahasa Indonesia. Bahkan salah satu dari mereka mengajak saya untuk bertemu hanya karena alasan ‘aku suka Indonesia, aku ingin punya teman dari Indonesia, aku ingin bertemu orang Indonesia seperti kamu’ dan ia berjuang mati-matian agar mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar untuk pergi ke Indonesia.
Salah satu pelajar di Konya yang menyukai Indonesia (Hasibe Kara, Halime Kara)


~Apa artinya?/What’s the meaning?
1 Ku korbankan nyawaku untukmu tanah air / I give my soul for you homeland
2 Betapa senangnya bagi yang mengatakan ‘aku orang Turki’/  How happy is the one who says i am a Turk
3 Bapak Turki /Turkish Father
4 Kamu orang mana / Where are you from?
5 Aku orang Indonesia / I’m from Indonesia
6 Apakah kamu tahu Indonesia / Do you know Indonesia?
7 Ya, aku tahu tapi hanya dengar / Yes, i know but just heard about it
8 Ya, aku dengar negara muslim / Yes, i heard it's moslem country
9 Ya, yang di Afrika itu kan? / Yes, is it in Afrika?
10 Apakah kamu orang Suriah / Are you Syrian?
11 Kamu orang Afrika kan? / You are Afrikan right?
12 Kayaknya kamu orang Khazakstan / You seem like Khazak people
13 Kamu mirip orang Arab / You seem like Arabian
14 Apakah kamu orang Malaysia / Are you  Malaysian?
15 Apakah kamu orang Indonesia / Are you Indonesian?


Mengutip sebagian kecil dari :
http://salaamatan.blogspot.co.id/2015/12/bangsa-turki-kuno-asal-usul-dan.html

Sumber foto/Photo source :
plus.google.com
forum.celalettin66fm.com
www.vatansanacanimfeda.com
www.123rf.com
www.dusunuyoruz.com
www.uzmanlar.com
laraswati.com
www.yenihaberden.com
http://inswiki.com/user/hlm_kr

Rabu, 20 Juli 2016

What A Shocking, TURKEY!


Yea, what a shocking Turkey... bagi penduduk asing yang baru pindah ke luar negeri harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan culture shock yang akan di hadapi di negara tujuan. Begitu pula bagi saya, seorang Indonesia yang hidup di kalangan orang-orang yang terkesan ramah, sopan dan sangat menghormati orang yang lebih tua. Budaya makanan dan minuman yang ada di Indonesia yang berbeda. Bahkan ada beberapa perbedaan di negara dua benua ini yang mengejutkan bahkan membuat misscommunication bagi sebagian orang. Mau tahu apa saja kira-kira? Mari kita simak poin-poin di bawah ini sob!



1.      Makanan dan Minuman di Turkey

Makanan dan minuman di Turkey memang terkenal sebagai makanan sehat. Tampilan dan penyajiannya juga tak kalah menggoda untuk meningkatkan nafsu makan kita. Akan tetapi ketika suapan pertama anda melahapnya mungkin anda akan merasa makanan mereka sedikit kurang bumbu atau “hambar”. Andapun masih penasaran dan walhasil di suapan keduapun sama masih merasa hambar. Apakah lidah anda yang salah? Atau memang rasa dari makanan yang anda pesan begitu? Jawabannya adalah memang rasa makanan itu agak sedikit hambar bila dibandingkan dengan makanan Indonesia yang serba bumbu sob! Tak seperti Indonesia yang mengandalkan nasi sebagai kebutuhan makanan pokoknya sehari-hari, Turki menggunakan roti sebagai kebutuhan pokoknya sehari-hari. Bahkan jika mereka memakan nasi tetap saja disampingnya terdapat roti sob!
Sup khas Turki

Ayran





Dalam hal minuman mereka mengkonsumsi teh dalam jumlah yang banyak. Bagi orang turki çay1(baca : cay) termasuk kebutukan pokok sob! Maka dari itu jika kalian berkunjung ke Turki kalian bisa menemui teh di hampir seluruh restaurant. Ayran2 juga menjadi minuman khas Turki yang tak kalah populernya dengan çay. Minuman ini adalah campuran yogurt, air dan garam sob!



2.      Perbedaan Lajur Kemudi


Berbeda dengan Indonesia yang mengaplikasikan lajur kiri dengan pengemudi di sebelah kanan. Turki menerapkan lajur kanan dengan pengemudi di sebelah kiri. Perbedaan yang satu ini mungkin tak terlalu ketara efeknya. Namun tanpa disadari perbedaan yang satu ini berefek ketika akan menyebrang jalan sob! Hal ini berulang kali terjadi pada saya sendiri, ketika kita terbiasa menengok ke arah kanan atau kiri terlebih dahulu seperti itu juga reflex yang kemungkinan terjadi. Suatu hari ketika jalan yang tadinya kosong ketika saya melongok ke samping kanan dan melanjutkan perjalanan tiba-tiba ada mobil di belakang saya yang dikendarai ngebut dan mengklaksoni saya. Perlu hati- hati sob, lebih baik tengok kanan kiri biar aman.



3.      Budaya Jalan Kaki
Pejalan kaki di Turki


Di negara yang terkenal dengan mesjid birunya ini memiliki budaya berjalan kaki yang bisa terlihat dimana-mana sob! Meskipun angkutan transportasi banyak tersedia diberbagai tempat, akan tetapi dalam beberapa situasi kita memang dipaksa harus jalan kaki karena angkutan kendaraan tersebut tidak dapat menjangkau ke tempat yang kita tuju sob. Orang lokal disana juga terbiasa berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya jika jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.



4.     Budaya “Mengambil Piring” Di Restaurant


Budaya mengambil piring di restaurant? Maksudnya apa? Di tanah air, jika makan di sebuah restaurant para pelayan di restaurant itu tak akan menghampiri kita, apalagi mengambil piring bekas makan kita sebelum kita selesai makan dan pergi dengan sendirinya dari tempat tersebut. Karena di negara kita mengambil piring tersebut dapat diartikan “ayo cepat pergi” atau secara simple berarti “mengusir”. Akan tetapi di Turki hal ini sangat lazim, bahkan para pelayan akan menunggu hingga saat makanan atau minuman kita habis. Ketika habis dengan cekatan mereka akan segera mengambilnya dari meja anda. Jangan kaget sob! Kalian ga diusir ko...



5.      Membanting Pintu


Memang tidak semua orang akan menutup pintu dengan cara membantingnya. Tak setiap saat juga mereka membanting-banting pintu mereka. Tapi tak jarang orang-orang Turki menutup pintu kecara keras hingga terkesan membantingnya. Di sini saat orang membanting pintu berarti menunjukkan pertanda “marah” atau “tidak suka” dengan sesuatu. Tetapi di tanah anatolia ini saat orang menutup pintu dengan cara membantingnya bukan berarti ia marah, bahkan perilaku ini tak memiliki arti apa-apa bagi mereka.



6.      Mengucapkan “Aamiin” Setelah Membaca Al-fatihaah Pada Waktu Shalat


Bagi umat islam jika sedang berada di tanah Al-Fatih ini mungkin ingin melakukan shalat berjamaah di masjid-masjid lokal yang berdiri disana. Pada rakaat pertama setelah membaca Al-fatihaah mungkin karena terlalu senang dan semangat seperti ketika di Indonesia anda akan mengucapkan “aamiin” dengan lantang. Hingga anda sadar sendiri bahwa hanya anda yang mengucapkan kata “aamiin” tersebut. Karena disana menyahuti Al-Fatihah dengan “aamiin” bukanlah hal yang lazim. Jadi disarankan untuk mengucap dengan nada kecil saja, sob. Kalau tidak bisa-bisa dilihatin sama orang sebelah.



7.      Jangan Panggil Saya Abla/Abi


Istilah panggilan akrab “kakak” untuk orang yang umurnya lebih tua meskipun satu tahun. Ketika berkenalan dengan orang Turki yang umurnya diatas saya, saya selalu reflex mengganti panggilan dengan istilah abla3 atau abi4. Mereka langsung menegur saya seraya berkata “apakah aku terlihat setua itu? Jangan panggil aku dengan sebutan abla, aku merasa seperti teyze5” begitu katanya. Sebenarnya perilaku serupa juga sudah mulai booming di Indonesia terutama di daerah metropolitan. Tetapi secara general Indonesia masih menerapkan panggilan “kakak” untuk orang-orang yang umurnya diatas dari si pembicara.



8.      Bertanya Kepada Orang Asing Dengan Bahasa Turki


Hal yang satu ini tak kalah menariknya sob. Di nusantara saat kita berpapasan dengan orang asing kita secara otomatis berpikir bahwa mereka tidak bisa bahasa Indonesia. Masyarakat kita terkadang dengan penuh penasaran ingin bertanya kepada orang asing tersebut atau sekedar hanya ingin menyapa mereka. Meski dikehidupan sehari-hari kita tak pernah menggunakan bahasa Inggris untuk berbicara. Pada saat berbicara dengan orang asing kita akan mencoba sebisa mungkin menggunakan bahasa inggris. Berbeda dengan orang Turki. Mereka tahu kita orang asing tetapi mereka akan tetap menggunakan bahasa Turki. Terkadang mereka ingin tahu dari mana asal kita dengan bertanya “Nerelisin sen?6”, “Türkçe biliyor musun?7”. Namun saat mereka mengerti bahwa kita tidak bisa bahasa Turki mereka akan pergi dengan sendirinya. Meski ada sebagian kecil dari mereka yang bisa berbahasa Inggris. 




            Sekian pembahasan kali ini tentang gambaran culture shock yang mungkin dialami oleh orang Indonesia saat di Turki. Namun perlu diingat juga bahwa culture shock yang dialami setiap orang yang pindah dari negara asalnya ke luar negeri akan selalu berbeda berdasar pribadi dan kebiasaan atau pola hidupnya.


***

1 : Teh/Tea

2 : Nama minuman khas Turki terbuat dari yogurt yang dicampur air dan garam/Turkish beverage made from yogurt mixed with mineral water and salt

3 : Panggilan setara “kakak” untuk perempuan/ Equal to “sister” term for those who older than speaker

4 : Panggilan setara “kakak” untuk laki-laki/ Equal to “brother” term for those who older than speaker

5 : Tante/ Aunt

6 : Kamu orang mana?/ Where are you from?

Selasa, 19 Juli 2016

Ramahnya PPI Terhadap Pendatang Baru



Merhabalar kanka... (halo kawan)

PPI Konya & KBRI Ankara

Bahasan kali ini adalah “Ramahnya PPI Terhadap Pendatang Baru” :) Sebelumnya apa kalian semua sudah pernah mendengar istilah PPI ini kawan? PPI adalah singkatan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia kawan, PPI adalah organisasi yang beranggotakan para pelajar dari Indonesia yang sedang belajar di luar negara Indonesia. Anggota PPI adalah para pelajar warga negara Indonesia yang sedang menuntut ilmu dalam berbagai strata pendidikan/universitas (SMA, S1, S2, S3, Post Doktoral) di negara yang bersangkutan. Fungsi PPI ini adalah menjadi wadah bagi seluruh pelajar Indonesia di ranah luar negeri untuk saling berkomunikasi, pemersatu dan tempat untuk menampung aspirasi antar pelajar Indonesia. PPI berada di hampir seluruh negara dimana adanya pelajar Indonesia, di setiap negara memiliki satu PPI Pusat (contoh : PPI Turki, PPI Jerman, PPI belanda, PPI Maroko, dll) di dalam satu PPI pusat bersangkutan memiliki beberapa PPI cabang yang dimana jumlah penduduk Indonesia di tempat itu sudah memenuhi batas minimal standar untuk dapat dibentuknya PPI cabang. Sebagai contoh di Turki memiliki PPI cabang diantaranya PPI Istanbul, PPI Ankara, PPI Izmir, PPI Konya, dll. Jika ada orang Indonesia yang tinggal di kota lain dan jumlahnya sangat sedikit maka ia akan dimasukan ke dalam anggota PPI cabang terdekat dengan kota tempat tinggalnya.


Saat pertama datang ke Konya bersama kakak-kakak seangkatan YTB 2015
Menonton Tari Sema saat berkeliling kota bersama PPI Konya
Saat mengunjungi Sille Village bersama PPI Konya

Saat kakak-kakak PPI mengajak keliling Konya

PPI Konya, Turki


Saya rasa cukup pembahasan tentang PPI, langsung saja saya akan bahas tentang sambutan dari PPI kepada pendatang baru...

Saat kalian pertama kali akan datang ke luar negeri sebagai seorang pelajar mungkin sebagian diantara orang tua kalian ada yang khawatir akan nasib kalian di negara tujuan nantinya, atau bahkan kalian sendiripun bingung apa yang harus dilakukan disana nanti dengan negara baru, tempat baru, orang- orang dan kultur baru yang akan kalian hadapi tanpa ada satu orangpun yang kalian kenal. Tetapi dalam bahasan kali ini saya bisa katakan jangan takut akan nasib kalian di negara tujuan. PPI sebagai wadah bagi pelajar Indonesia akan semaksimal mungkin mencoba membantu kalian yang baru pertama kali datang di tempat tersebut. Jika tempat yang akan kalian tinggali sudah terdapat PPI cabang maka akan lebih mempermudah kalian untuk bertanya segala informasi dari kakak-kakak senior yang ada disana. Bahkan jika mereka bisa kalian akan dibantu mengurus dokumen bahkan pendaftaran ulang yang perlu kalian lakukan. Menjalin komunikasi dengan anggota PPI yang berada di tempat tujuan sebelum kita berangkat dan setelah sampai itu sangat penting. Kalian bisa bertanya tentang medan disana, apa yang harus kalian persiapkan sejak awal.

Sambutan PPI cabang di setiap tempat akan berbeda. Tulisan saya ini bedasarkan pengalaman sambutan PPI Konya, Turki. Saat pengumuman diterima  saya diterbitkan dipage YTB di sosmed Facebook saya langsung di kontak oleh pengurus PPI Konya (Citra Bunga Edelweiss. Blog : katalangitsenja.wordpress.com) dan semenjak saat itu saya selalu berkomunikasi dan konsultasi dengan PPI Konya. Ketika awal datang ke Konya hanya ada beberapa orang Indonesia disana sebab minggu itu masih termasuk minggu liburan para mahasiswa dan sebagian mahasiswa Indonesia sedang berada di tanah air, ada pun sebagian yang sedang berada di luar kota. Tetapi beruntungnya masih ada mahasiswa yang masih tinggal di Konya hingga kedatangan saya dapat dihandle. Saya dibantu oleh kakak-kakak PPI untuk mengurus daftar ulang di fakultas beserta semua dokumen yang diperlukan. Mereka sangat ramah dan membantu tanpa pamrih. Bahkan saya dikenalkan dengan medan tepat yang akan saya tinggali dengan mengajak keliling di sekitaran kampus seraya menjelaskan untuk apa tempat tersebut, jika kita butuh suatu dokumen kemana kita harus pergi, jika sakit ke fakultas dan tempat mana kita harus pergi, dsb. Saya dikenalkan dengan orang-orang Indonesia lainnya yang tinggal disana. Berkeliling sekitar Konya dan tempat-tempat wisata  dan tempat umum di Konya. Ketika hampir semua orang Indonesia yang tinggal di Konya sudah kembali barulah diadakan penerimaan saya dan teman seangkatan saya secara simbolis dengan cara mengumpulkan seluruh masyarakat Indonesia di Konya dan dibuat acara khusus perkenalan dengan pelajar baru, sejak saat itu saya resmi menjadi PPI Turki, khususnya PPI Konya.
Saya sangat berterimakasih pada PPI Turki, khususnya PPI Konya untuk segala bantuannya selama kedatangan, saat ini, hingga saat yang akan datang :) maju terus PPI Seluruh dunia!!!