RSS

Selasa, 31 Januari 2017

3 The Best of Turkish Food (My Version)

Kebab Turki disana sama disini sama ga ma?"
"Kayanya makanan sana enak-enak yaa"
"Ma udah pernah makan makanan Turki apa aja?"

Ngomong-ngomong soal makanan Turki, orang Indonesia pasti kenal dengan yang namanya kebab. Setiap orang yang tahu aku disini mereka selalu bertanya tentang makanan yang satu ini. Padahal kebab Turki yang ada di Indonesia itu bukan bernama kebab disini, ia lebih akrab disapa dürüm. Dipenuhi dengan potongan ayam atau daging sapi menggugah selera makan anda.

Berhubung dengan makanan aku ingin memberi tahu makanan Turki yang enak versiku. Mungkin tak semua orang suka karena masalah selera.

Çiğ köfte, makanan turki yang disajikan secara mentahan. Dari namanya saja sudah dapat diterka makanan ini mentahan. Çiğ dalam bahasa turki yang artinya mentah sedangkan köfte adalah makanan Turki yang semacam perdekel daging. Nah jelas kan, dengan itu çiğ köfte adalah bahan mentah yang digulung dengan lavaş (seperti kulit lumpia di İndonesia) dan disajikan dengan salad yang juga mentahan disamping saus yang terbuat dari buah delima. Ko udah tau mentah tetep suka sih ma? Jika pertanyaan ini muncul dibenak anda, yaa dulu juga aku sempat tak suka dengan çiğ köfte ini, tapi lama kelamaan ternyata makanan yang satu ini membuat aku ketagihan hingga akhirnya aku suka dan ingin makan lagi dan lagi...

Dürüm, makanan kedua yang tak kalah enaknya dengan çiğ köfte. Seperti yang tadi aku sudah bahas diatas, makanan ini juga termasuk makanan yang jadi favoritku disini. Selain rasanya yang enak, dengan isian ayam atau daging sapi potong yang menggugah selera dürüm ini bisa kita temui dimana saja di negara ini. Pasar, sekolahan, samping toko anda bisa menjumpai dürüm ini. Jenis lain dari dürüm yang disajikan dengan menggunakan roti yang akrab disebut döner pun tak kalah penting di Turki. Yang paling penting dari makanan ini untuk seorang mahasiswi sepertiku selain enak, bisa ditemui dimana saja, harganya pun sangat terjangkau. Di Konya anda bisa mendapatkan döner mulai harga 2.5 TL atau setara dengan kirsaran 10-12 ribu rupiah.

Çorba atau dapat diartikan sup dalam bahasa Indonesia, selalu menjadi menu sampingan dalam setiap makanan Turki. Ngomong-ngomong soal sup jangan kira mereka memasak potongan wortel, buncis dan kol yang dimasak dengan kaldu ayam yaa. Çorba di Turki ini bentuknya kental mirip dengan cream soup jika di tanah air. Ada bermacam-macam jenisnya, mulai yang terbuat dari tomat, nasi dan yoğurt, brokoli bahkan kacang-kacangan. Nah pada saat makan biasanya makananku ditemani dengan si çorba ini.

Ahh, bicara soal makanan membuatku lapar... apa kalian mau coba juga makanan Turki? Atau sudah pernah coba? Makanan apa yang jadi favorit kalian?

Tulisan ini dibuat untuk FLP Challenge (www.flpturki.com.see the site for more :) 

Senin, 30 Januari 2017

Sayılara Göre Türk Aruz Kalıpları



8'li Aruz Kalıpları
1. Mefâ'îlün_mefâ'îlün (+--- / +---) Hezec
2. Müstef'ilün_müstef'ilün (--+- / --+-) Recez

10'lu Aruz Kalıpları
1. Mef'ûlü_mefâ'ilün_fa'ûlün (--+ / +-+- / +--) Hezec
2. Müstef'ilâtün_müstef'ilâtün (--+-- / --+--) Recez
3. Fa'lün_fa'ûlün_fa'lün_fa'ûlün (-- / +-- / -- / +--) Mütekârib
4. Mütefâ'ilün_mütefâ'ilün (++-+- / ++-+-) Kâmil

11'li Aruz Kalıpları
1. Fâ'ilâtün_fâ'ilâtün_fâ'ilün (-+-- / -+-- / -+-) Remel
2. Fe'ilâtün_ (fâ'ilâtün) fe'ilâtün_fe'ilün (fa'lün) (++-- / ++-- / ++-) / (-+-- / ++-- / --)* Remel
3. Mefâ'îlün_mefâ'îlün_fa'ûlün (+--- / +--- / +--) ** Hezec
4. Fe'ilâtün_(fâ'ilâtün) mefâ'ilün_fe'ilün (fa'lün) (++-- / +-+- / ++-) / (-+-- / +-+- / --)* Cedid
5. Fa'ûlün_fa'ûlün_fa'ûlün_fa'ul (+-- / +-- / +-- / +-) Mütekârib
6. Müfte'ilün_müfte'ilün_fâ'ilün (-++- / -++- / -+-) Serî

12'li Aruz Kalıpları
1. Fa'ûlün_fa'ûlün_fa'ûlün_fa'ûlün ( +-- / +-- / +-- / +--) Mütekârib

14'lü Aruz Kalıpları
1. Mefâ'îlün_fa'ûlün_mefâ'îlün_fa'ûlün (+--- / +-- / +--- / +--) Hezec
2. Mef'ûlü_mefâ'îlü_mefâ'îlü_fa'ûlün (--+ / +--+ / +--+ / +--) ** Hezec
3. Mef'ûlü_mefâ'îlün_mef'ûlü_mefâ'îlün (--+ / +--- / --+ / +---) Hezec
4. Mefâ'îlü_fa'ûlün_mefâ'îlü_fa'ûlün (+--+ / +-- / +--+ / +--) Hecez
5. Müstef'ilün_fa'ûlün_müstef'ilün_fa'ûlün (--+- / +-- / --+- / +--) Recez
6. Müfte'ilün_fâ'ilün_müfte'ilün_fâ'ilün (-++- / -+- / -++- / -+-) Münserih
7. Mef'ûlü_fâ'ilâtü_mefâ'îlü_fâ'ilün (--+ / -+-+ / +--+ / -+-) ** Muzâri
8. Mef'ûlü_fâ'ilâtün_mef'ûlü_fâ'ilâtün (--+ / -+-- / --+ / -+--) Muzâri

15'li Aruz Kalıpları
1. Fâ'ilâtün_fâ'ilâtün_fâ'ilâtün_fâ'ilün (-+-- / -+-- / -+-- / -+-) ** Remel
2. Fe'ilâtün_ (fâ'ilâtün) fe'ilâtün_fe'ilâtün_fe'ilün (fâ'lün) (++-- / ++-- / ++-- / ++-)  / (-+-- / ++-- / ++-- / ---) */** Remel
3. Mefâ'ilün_fe'ilâtün_mefâ'ilün_fe'ilün (fa’lün) (+-+- / ++-- / +-+- / ++-) / (+-+- / ++-- / +-+- / --)*/ ** Müctes

16'lı Aruz Kalıpları
1. Fâ'ilâtün_fâ'ilâtün_fâ'ilâtün_fâ'ilâtün (-+-- / -+-- / -+-- / -+--) Remel
2. Fe'ilâtün_fe'ilâtün_fe'ilâtün_fe'ilâtün (++-- / ++-- / ++-- / ++--) Remel
3. Fe'ilâtü_fâ'ilâtün_Fe'ilâtü_fâ'ilâtün (++-+ / -+-- / ++-+ / -+--) Remel
4. Mefâ'îlün_mefâ'îlün_mefâ'îlün_mefâ'îlün (+--- / +--- / +--- / +---) ** Hezec
5. Mefâ'ilün_fe'ilâtün_mefâ'ilün_fe'ilâtün (+-+- / ++-- / +-+- / ++--) Müctes
6. Müstef'ilün_müstef'ilün_müstef'ilün_müstef'ilün (--+- / --+- / --+- / --+-) Recez
7. Mefâ'ilün_mefâ'ilün_mefâ'ilün_mefâ'ilün (+-+- / +-+- / +-+- / +-+- ) Recez
8. Müfte'ilün_mefâ'ilün_müfte'ilün_mefâ'ilün (-++- / +-+- / -++- / +-+-) Recez
9. Müfte'ilün_müfte'ilün_müfte'ilün_müfte'ilün (-++- / -++- / -++- / -++-) Recez
10. Mütefâ'ilün_fa'ûlün_mütefâ'ilün_fa'ûlün (++-+- / +-- / ++-+- / +--) Kâmil

20'lu Aruz Kalıpları
1. Mütefâ'ilün_mütefâ'ilün_mütefâ'ilün_mütefâ'ilün (++-+- / ++-+- / ++-+- / ++-+-) Kâmil
2. Müfâ'aletün_müfâ'aletün_müfâ'aletün_müfâ'aletün (+-++- / +-++- / +-++- / +-++-) Vâfir

Bunlar ne demek?
* = öndeki "fe'ilâtün" cüzleri kalıba uydurmak için "fâ'ilâtün" olarak yazılabilir. Bu kural sacede öndeki "fe'ilâtün" cüzlerinde geçer, iç cüzlerinde uygulanmaz. Ayrıca sondaki "fe'ilün"cüzleri kalıba uydurmak için "fa'lün"olarak yazılabilir.
** = Türk şiirinde çokça kullanılan kalıpları
Recez, Remel... = Bahrinin (grubu) adı, kalıpların hangi gruplara ait olmasıdır.

2 Hal yang Aku Rindukan Dari Indonesia



Turki,
Indonesia,
Dua negara yang tak bisa dibandingkan keindahannya bagiku.
bendera indonesia turki ile ilgili görsel sonucu
Bendera Turki-Indonesia
“Ilma, Turki keren banget yaa...”
“Turki kan cantik-cantik tempatnya, pemandangannya juga.”
“Makanan disana enak-enak ya kayanya.”
“Lingkungan mereka bersih banget yaa...”
“Orang Turki cantik-cantik, ganteng-ganteng banget kan?”


                Pertanyaan dan pernyataan klise orang Indonesia tentang negara yang kini ku tempati, negara yang menjadi bagian cerita hidupku. Kepala boleh sama hitam namun pemikiran setiap insan tak pernah sama. Masih banyak lagi pendapat mereka yang mereka lontarkan kepadaku, begitu banyaknya hingga memoriku tak sanggup menyimpan semuanya.


“Endonezya’dan mı geliyorsun? Orası nasıl güzel mi?” *1
(baca : Endonezya’dan me geliyorsun?)
Haa Endonezyalısın, orası mı güzel? burası mı güzel?” *2
(baca : Haa Endonezyalesen orase me guzel burase me guzel)
Türkiyeyi sevdin mi?” *3
(baca : Turkiye’yi sewdin mi)
Burası güzel, değil mi?” *4
(baca : burase guzel deyil mi?)
Türkiye güzel, değil mi? burası herşey var...” *5
(baca : Turkiye guzel deyil mi? Burase hersyey war)


                Beralih pada pertanyaan klise yang dilontarkan padaku saat mereka tahu aku orang Indonesia. Orang Turki memang friendly  and so courious. Hanya jika kalian tak bisa bahasa Turki mungkin kalian tak bisa menyadarinya.

                Segudang pertanyaan yang pernah terlintas menghampiri indra pendengaranku ini berulang kali membuatku bingung, terkadang membungkamku. Kedua negara ini cantik, sangat cantik pada porsinya masing-masing, bukan untuk dipilih yang mana yang lebih cantik diantara mereka.

                Turki, ah Turki pesonamu memang mampu merebut hatiku. Keramahan dan ketulusan rakyatmu, keindahan alammu, kedamaian, ketentraman dan keamanan yang kau suguhkan padaku. apa yang aku dapat darimu mungkin tak pernah kutemui di tanah airku sendiri.

                Turki, engkau memang indah. Tapi hatiku telah tertambat oleh tanah airku sendiri, Indonesia. Mungkin negeriku tak secantik dirimu dalam beberapa hal, tapi keelokanmu tak dapat mengobati rasa rinduku pada nusantara.

***

*Krucuk Krucuk*


“Aduh lapar banget, ke yemekhane*6 kali yaa.. coba ah lihat list, ada makanan apa hari ini”
“Loh ko ga ada sih di list hari ini?” pikirku bingung.
“Oh iya, weekend kan tutup...” kataku setelah aku tersadar hari ini adalah sabtu.


Aku pun mulai mencari makanan yang bisa kumasak.


“Telur habis, mie lupa beli, makanan dari Indo kemaren habis semua, duh sial”


Aku tetap mencari makanan dengan sisa-sisa harapanku.


“Ahh ada sphagetti...”


Setelah masak, aku ingin segera melahapnya, namun...


“Yahhh saosnya abis ternyata, yasudahlah.”


Dengan terpaksa aku harus memakan sphagetti tanpa saos, tanpa kecap, tanpa garam, bahkan tanpa rasa!

                Pikiranku seketika melayang pada tukang bakso, tukang siomai, tukang mie ayam, tukang cuankie, tukang sate dan tukang-tukang lainnya yang tak bisa ku sebutkan satu persatu. Mereka yang selalu menghiasi daerah sekitar rumahku, mereka yang selalu siap menyajikan makanan dengan sigap saat kuteriaki nama makanannya, mereka...pahlawan pemberantas kelaparan.
tukang bakso ile ilgili görsel sonucu
Tukang Bakso
tukang sate ile ilgili görsel sonucu
Tukang Sate
“Andai saja disini ada pahlawan seperti mereka, mungkin aku tak akan sengsara seperti ini.” Tiba-tiba kata itu terlontar dari mulutku.


Jam sudah menunjukan pukul 10, padahal acara yang akan kuhadiri akan dimulai setengah jam lagi. Dimana ada aku ada Mba Citra, dimana ada Mba Citra juga ada aku, seperti saat ini, saat kami akan pergi rapat PPI.


*kriing kriing*

“Halo iya ka?”
“Ilma kamu masih dimana acaranya udah mau mulai.”
“Ehh iya ka aku baru keluar ini aku baru mau jalan ke tempat tramvay.*7
“Oke deh ditunggu yah..”

tramvay konya ile ilgili görsel sonucu
Tramvay
“Siapa de?” tanya Mba Citra.
“Biasa pak ketua... katanya acaranya udah mau dimulai.”
“Oh oke kita gercep.”


Jalan yang kami tempuh dari asrama seakan tak berujung.


“Duh masih jauh banget lagi” keluh Mba Citra.
“Iya nih udah hampir telat..”


Beberapa menit kemudian kami sampai ke tempat tramvay tersebut.


“Ko tramvaynya ga dateng-dateng yaa..” aku mulai tergesa-gesa.
“Iya  nih masa ga ada satupun, udah telat lagi” timpalnya.
“Duhh... coba aja kaya di Bogor ya, mau kemana aja gampang angkot yang nungguin kita” khayalku.
“Yaahh Bogor lagi... kota seribu angkot, pergi kemana sih yang susah disana?”
“Disini mah apa atuh... udah jalan jauh, belom tentu juga tramvaynya ada” timpalku lagi
“Yaudahlah, kita bisa apa? Nah itu tramvaynya datang”
“Alhamdulillah, oke kita caw...”


Akhirnya kita bisa pergi ke tempat yang kita tuju setelah perjuangan berjalan dan menunggu tramvay yang tak pasti.
angkot bogor ile ilgili görsel sonucu
Angkot Bogor
Hal kedua yang terpenting dan selalu membuatku rindu akan Indonesia, atau lebih tepatnya Bogor setelah para pahlawan pemberantas kelaparan adalah pahlawan pembawa penumpang yang selalu berkeliaran di jalan Indonesia, khususnya di kotaku, Bogor.

***

               Indonesia, apapun yang terjadi padamu, apapun kekuranganmu, aku tetap cinta padamu... Tak ada satupun negeri yang bisa menggantikan bahkan hanya untuk dikatakan sebanding denganmu. Cintaku tulus, Indonesiaku.


What’s the meaning? (Apa artinya?)
*1 Kamu dari Indonesia? Disana bagus (cantik) ga?
*2 Haa kamu orang Indonesia, bagusan disini atau disana?
*3 Kamu suka Turki ga?
*4 Disini bagus kan?
*5 Turki cantik kan? Disini semua ada.
*6 Tempat makan.

Tulisan ini dibuat untuk FLP Challenge (www.flpturki.com.) see the site for more :) 

Minggu, 29 Januari 2017

3 Ekpektasi dan Realita Sebelum dan Sesudah Di Turki




‘Disana pasti orangnya ramah-ramah, kan mereka asia juga.’
‘Sepertinya Islam disana kuat dan kental sekali, katanya di mesjid mereka saat subuh selalu penuh.’
‘Senangnya aku akan tinggal di negara dengan empat musim, akhirnya aku akan bisa lihat salju juga dikehidupan nyata.’
‘Aku akan buat boneka salju yang besar dan main perang salju disana.’
‘Pasti tempat disana cantik-cantik.’
‘Senangnya aku akan punya teman internasional, pasti mereka seru-seru’


Semenjak aku mendapatkan surat penerimaan untuk melanjutkan kuliahku di Turki pikiranku selalu melayang-layang kesana kemari. Entah memikirkan plan-plan yang akan aku lakukan disana, entah membayangkan indahnya kehidupan di bumi Allah belahan lain tersebut, entah membayangkan teman-teman baru dari seluruh penjuru dunia yang akan kutemui nantinya, semua berkecamuk dipikiranku seakan memenuhi seluruh ruang kosong diotakku.

Hari demi hari kuhitung dengan tak sabar seakan anak kecil menunggu liburan tiba. Persiapanku sudah lebih dari cukup ku pikir, bahkan terkesan berlebihan. Maklum saja anak yang sejak kecil lahir, tumbuh dan selalu tinggal bersama orang tua juga selalu berada di kota, bahkan tempat yang sama setiap harinya akan pergi jauh ke tempat yang bahkan tak pernah sedikitpun tersirat dipikiran untuk ditinggali, bahkan hanya sekedar untuk dikunjungi.

persiapan berangkat ke luar negeri ile ilgili görsel sonucu
Paspor

Hari yang kutunggupun tiba menyapaku, diselimuti sejuta rasa yang tak dapat kuungkapkan hingga terbanglah aku ke daratan Anatolia. Senang rasanya saat aku tiba pertama kali di Istanbul, semua impian yang aku dampakan bak bergelimang didepan mataku. ‘Ya sebentar lagi kau akan dapatkannya Ilma’ pikirku. Penerbangan keduaku membawaku pada tujuan akhirku Konya, dibalik awan aku menyapanya lembut ‘Konya, aku datang’. Dataran luas tak berujung bagai padang pasir berselimut semak, seakan tak ada pohon besar yang sanggup hidup daratan ini, gersang, sepi... ‘mungkin tak masalah selama udaranya masih bisa berkompromi buatku’ pikirku positif.

Aku mungkin terlahir untuk menjelajah, tak pernah ada sedikitpun kata jemu untukku, untuk menjelajahi tempat baru, dunia baru, lingkungan baru. Setiap hari tramvay*1 membawaku pulang pergi berkelana ke tengah kota, ke kabupaten lain, ke tempat lain. Dengan menjelajah aku belajar, dengan menjelajah aku paham dengan merasakan yang terjadi disekitarku. Dan dengan menjelajah aku menemukan kejadian yang tak kuduga. Aku berdiri untuk menunggu tramvay yang akan membawaku kembali ke asrama tempatku bermukim, aku melihat sesosok manusia yang sedang duduk di halte tramvay. Dari garis matanya siapapun bisa mengira dia sudah banyak makan garam, kerudungnya sangat panjang hingga aku tak bisa melihat separuh dari rok yang ia kenakan, bahkan mukanya pun tertutup rapi oleh cadar yang menggantung anggun diwajahnya. Ia perlahan mengeluarkan sesuatu silinder dari dalam sakunya seraya menyalakan silinder itu dengan api yang ia dapat dari sakunya. Ya dia merokok, dia merokok...aku tak habis pikir bagaimana orang yang begitu tertutupnya berani merokok didepan umum.
kapali kiz sigara icer ile ilgili görsel sonucu

                Aku sudah tak ingin lagi memikirkan orang tua tadi, mungkin memang kebiasaan dia saja yang begitu, mungkin hanya dia saja. Ketika aku mulai mencoba berpikir positif ketika itupun aku mulai melihat orang-orang sperti ibu tua tadi lagi di depanku, disampingku, dimanapun aku berada meski tak setiap saat. Bukan hanya para lelaki, tapi wanita, ibu-ibu, nenek-nenek pun tak luput dari benda silinder yang satu ini. Hingga aku mulai menghapus pikiranku untuk hal ini, aku mulai tak perduli. Meski hatiku seakan tercambuk sakit, mungkin hanya aku yang merasakannya, mungkin. Bagaimana tidak, negara yang dulunya kakhalifahan, yang katanya menganut sistem keIslaman yang kuat ternodai oleh orang-orang mereka sendiri, belum lagi kalau aku melihat para pemabuk yang berkeliaran dan orang bercumbu ditempat umum. Sakit...

                Terlepas dari rasa sakit hatiku, aku tetap semangat untuk belajar bahasa Turki di universitasku. Disini kami belajar langsung dengan orang turunan Turki asli. Ya, Turki asli... ia tak bisa bahasa lain salain Turki. Aku tak merasa terganggu akan hal itu. Selama dunia canggih, selama internet terkendali aku masih dapat browsing kata-kata yang aku tak mengerti dengan perangkat telefon pintarku.

Memiliki kelas internasional memang terkesan sangat keren, apalagi dengan latar belakang negara yang begitu berbeda satu sama lain. Sangat menarik dan juga menyenangkan. Namun insan tak luput dari ketidaksempurnaan, dimanapun kalian berada, diapapun mereka tak perduli asal mereka, mereka tetaplah manusia.
Foto Ilma Alya Nabila.
Kelasku Saat Tour
Waktu ke waktu karakter mereka mulai terlihat jelas didepan mataku. Penyabar, telili, suka menolong, jail, senang membuat masalah, keras kepala, semua karakter yang kalian bisa sebutkan seakan berkumpul dalam lingkungan tempat tinggalku. Hingga pada suatu hari di kelas persiapan akar masalah mulai bermunculan kepermukaan. Kami sering berdebat satu sama lain, terkadang kami atau mereka bermain etnis, perdebatan yang tak berujung bahkan satu dari mereka mencoba menjatuhkan reputasi negara kami didepan etnis lainnya. Guru kami bukan tak ikut membasmi masalah ini tapi ia juga terkena serangan permainan etnis ini hingga suatu hari ia bagai kebakaran jenggot dan kecewa terhadap orang tersebut.

Tanah air... meskipun kita bermain etnis disana tak pernah terjadi sekeras ini. Kelas internasional memang menyenangkan, tetapi tantangan internasional juga lebih besar kalau aku tak mampu menangkasnya dengan sigap dan menyelesaikannya dengan bijak bukan hal yang mudah, dan aku menyadarinya disini.

Daun-daun yang berguguran sudah memenuhi penjuru kota, begitupun dengan keadaan didalam kampusku ini, angin yang menerpa mulai dingin, terasa lebih dingin dari sebelumnya, terasa mulai tak bersahabat lagi. Musim dingin pertamaku di Konya. Aku memang sangat penasaran dengan butiran es berterbangan yang akrab disapa salju. Tapi dingin ini seakan membekukan syaraf-syaraf persendianku, membekukan tulangku, membuat darah keluar dari hidungku, membuat dagingku memerah bahkan mengungu bak daging sapi yang dijual dipasar. Ohh dingin musim dingin ternyata menyiksaku, sakit rasanya menghirup udara ini kepalaku pusing tujuh keliling, dadaku sesak oleh udara ini. Perjuangan...

Butiran putih yang kutunggu datang juga, aku berlari keluar untuk menangkap mereka bagai anak kecil melihat balon berterbangan. Butiran lembut yang menyentuh telapak tanganku lenyap dalam sekali sentuhan. Bentuknya indah persis gambaran salju yang dilukiskan dengan bentuk segi enam, alangkah indah ciptaan-Nya. Kali pertama aku melihat salju secara nyata. Bola salju, boneka salju, benteng salju, perang salju, semua sudah kubuat bahkan aku berkali kali menjatuhkan diriku diatas tumpukan-tumpukan salju itu. Merasakan bahwa ini nyata...
bentu salju ile ilgili görsel sonucu
Bentuk Salju
Roda terus berputar hingga pada akhirnya aku tak begitu simpati lagi dengan salju di kota ini, daratan ditengah Turki yang dipenuhi dengan gurun berselimut semak mempengaruhi keadaan salju dikota ini. Dingin yang terus menyelimuti tempat ini membuat salju yang terjatuh dijalanan membentuk es batu, menyatu satu dengan yang lainnya, mengeras sekeras batu dan licin yang tak bisa kugambarkan lagi dengan kata-kata.
salju mengeras ile ilgili görsel sonucu

Licin... akar masalah yang membuatku segan dengan benda ini, dan sungkan untuk bercengkrama dengannya lagi. Suatu hari saat aku pergi ke tempatku belajar, dengan terburu-buru aku melangkahkan kakiku agar tak terlambat. Ku langkahkan kakiku pada aspal hitam yang terbentang dihadapanku, namun dalam satu injakan *gedebug* aku terjatuh dengan keadaan duduk. Sakit? Iya, malu? Apa lagi.. aku terjatuh ditengah keramaian, dingin pula. Untung ada seorang wanita yang berjalan dibelakangku dan mencoba menolongku, jika dia tak ada entah bagaimana nasibku. Dihari yang sama kuputuskan untuk memeriksakan keadaanku. Hasil rontgen menunjukan bahwa tulang ekorku sedikit bermasalah, ia masuk dan membengkok yang membuatku sakit ketika akan tidur dan juga bangun. Sejak saat itu hubunganku dengan salju tak sebaik dulu. Ia memang cantik dan bersinar, namun ku tersadar yang bersinar tak selalu indah...

Ekspektasiku akan Turki dan lingkungan disini tak selalu seperti apa yang kupikirkan. Tak pada wanita tua yang merokok tersebut, tak pada lingkungan internasional yang seru dan menyenangkan, tak juga dengan salju yang terlihat bersinar itu. Terlepas dari itu semua, setiap hal adalah kenangan dan pelajaran...


 What's the meaning? (Apa artinya?)
*1 kereta dalam kota 

Sumber Foto :
http://www.cankiri.tv/
forumdetik.com
http://www.kompasiana.com/
https://jelajahdunia.wordpress.com/

Tulisan ini dibuat untuk FLP Challenge (www.flpturki.com.) see the site for more :)